Minggu, 05 Desember 2021

Yakin Suami Ditembak Ipda OS dari Belakang, Istri Poltak Ungkap Foto Mobil

 Yakin Suami Ditembak Ipda OS dari Belakang, Istri Poltak Ungkap Foto Mobil


Mobil Poltak Pasaribu dkk ditembak Ipda OS (Foto: dok ist/detikcom)


Agen Idn Sports - Poltak Pasaribu tewas dalam peristiwa penembakan oleh anggota Patroli Jalan Raya (PJR) Ditlantas Polda Metro Jaya, Ipda OS, di Exit Tol Bintaro. Istrinya, Listi boru Silitonga, membantah pengakuan pihak Polda Metro Jaya bahwa suaminya dkk melakukan perlawanan.

Kepada Agen Idn Sports, Listi menunjukkan sejumlah foto mobil yang ditumpangi Poltak Pasaribu dkk. Foto itu diambil pihak keluarganya diam-diam saat mobil itu masih terparkir di RS Pelni, Jakarta Barat, Jumat (26/11) malam.

Poltak Pasaribu dkk dilarikan ke RS Pelni tidak lama setelah peristiwa penembakan terjadi. Listi dan keluarganya bergegas ke rumah sakit tersebut saat mendapat kabar lewat telepon bahwa suaminya tewas ditembak.

Menurut Listi, ada banyak polisi di rumah sakit tersebut saat dia dan keluarganya tiba.


Mobil Poltak Pasaribu dkk ditembak Ipda OSMobil Poltak Pasaribu dkk ditembak Ipda OS Foto: dok ist/Agen Idn Sports

Dalam beberapa foto yang ditunjukkan Listi, terlihat ada satu lubang bekas tembakan di bagian kiri belakang mobil bernopol B-2235-TRA tersebut. Menurut Listi, peluru itulah yang tembus mengenai suaminya, Poltak Pasaribu. Poltak tewas akibat penembakan oleh Ipda OS tersebut.

Listi mengatakan Poltak Pasaribu bersama 3 orang lainnya dalam mobil LCGC warna hitam yang ditumpangi tersebut. Mobil disopiri Charles, sementara Poltak Pasaribu dan M Aruan duduk di bagian belakang sopir. Saat ditanya siapa satu orang lagi dalam mobil tersebut, Listi mengaku tidak tahu.

Poltak Pasaribu tewas setelah terkena tembakan di bagian perut. M Aruan juga terkena tembakan di bagian punggung dan kini masih mendapat perawatan di Agen Idn Sports rumah sakit.

Listi berharap polisi menegakkan keadilan dalam kasus penembakan yang menewaskan suaminya ini. Dia tidak terima suaminya dkk disebut pihak Polda Metro Jaya melakukan perlawanan.


Mobil Poltak Pasaribu dkk ditembak Ipda OSMobil Poltak Pasaribu dkk ditembak Ipda OS (Foto: dok ist/detikcom)

"Saya nggak terima, polisi membela diri. Orang ini (Poltak Pasaribu dkk) nggak ada senjatanya. Pembelaan diri doang ini polisinya, si pelaku," kata Listi saat dihubungi detikcom lewat telepon, Rabu (1/12/2021).

"Harus diusut sampai tuntas apa penyebab dan motifnya pelaku menembak suami saya sampai tewas," sambungnya.

Listi mengatakan mendapatkan cerita langsung dari Charles, pria yang menyopiri suaminya Poltak Pasaribu saat kejadian, juga dari M Aruan, korban lainnya yang juga terkena tembakan dan masih dirawat di Agen Idn Sports rumah sakit.

Dari cerita yang diterima Listi, suaminya Poltak Pasaribu dkk saat itu sedang membuntuti seseorang terkait kasus pejabat yang disebut membawa istri orang. Pejabat yang dimaksud ini disebut-sebut merupakan pejabat di DKI Jakarta, namun bukan dari eksekutif.

Saat Poltak Pasaribu dkk membuntuti di jalan menggunakan mobil, polisi yang disebut pihak Polda Metro Jaya sebagai Ipda OS ini menyuruh mereka menepi di pinggir jalan tol. Setelah menepi, tidak disangka-sangka Ipda OS ini langsung melepas tembakan.

"Agak minggir-lah orang ini di depan. Turunlah satu si pelaku ini. Orang itu nggak tahu itu polisi kan. Langsung ditembak dari belakang. Datang sopir yang depan dikiranya pelurunya ini (ditembakkan) ke atas. Setelah itu bapaknya (Poltak Pasaribu) bilang, 'Aduh, saya ditembak, saya kena'. Kelihatan kan di belakang mobil itu bekas pelurunya," papar Listi.

"Belum sempat orang itu (Poltak Pasaribu dkk) bertanya ini siapa. 

Tadinya kan (semestinya) komunikasi dululah. Ini langsung ditembak katanya. Turun si pelaku langsung ditembakkan. Cuma di TV kenapa dibilang seakan-akan polisi membela diri karena ada perlawanan. Nggak ada," sambungnya.

Listi menambahkan sejak awal heran mengapa pihak Polda Metro Jaya lama mengungkap ke publik siapa pelaku penembakan ini. Padahal polisi sejak awal bisa memeriksa CCTV dan sudah mendapat keterangan dari saksi hidup dan saksi korban.

"Aku bingungnya kenapa lama diusut. Dari situ saya memang udah tanda tanya itu kan katanya karena nggak ada pengaduan keluarga, kata pihak polisi. Padahal kan setelah polisi datang ke rumah sakit udah tahu dong TKP di mana, udah diwawancarai sopir, udah dibawa korban dua. Kenapa dilama-lamain," ucapnya.

"Kan bisa saja langsung buka CCTV. Ini kan didiamin. Dari situ kita udah tanda tanya memang," sambungnya lagi.

Penjelasan Versi Polda Metro Jaya

Sebelumnya, Polda Metro Jaya mengungkap pelaku penembakan di Exit Slot pulsa tanpa potongan Tol Bintaro, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, adalah anggota Satuan PJR Polda Metro Jaya. Pelakunya adalah Ipda OS, yang berdinas di Induk 4 Sat PJR. Dua orang tertembak, salah satunya meninggal dunia.

"Bahwa Ipda OS ini adalah anggota Dirlantas Polda Metro. Tepatnya di Sat PJR," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Endra Zulpan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (30/11/2021).

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat menyebutkan adanya peristiwa lain yang melatarbelakangi Ipda OS melakukan penembakan. Ini diawali ketika pria inisial O melaporkan dirinya dibuntuti oleh tiga kendaraan.


Konferensi pers di Polda Metro Jaya (Foto: Rakha/detikcom)Konferensi pers di Polda Metro Jaya (Rakha/detikcom)

Penembakan terjadi pada Jumat (26/11) sekitar pukul 20.00 WIB. Berikut runutan kejadian pria berinisial O dibuntuti hingga terjadinya penembakan:

Pria Agen Idn Sports berinisial O melaporkan lewat telepon kepada Ipda OS bahwa dirinya merasa terancam. Pria O dibuntuti oleh tiga kendaraan sejak dari hotel di kawasan Sentul, Bogor.

"Karena terancam, orang tersebut lapor ke kepolisian," ujar Kombes Tubagus Ade Hidayat di Polda Metro Jaya, Selasa (30/11).

Ipda OS diketahui berdinas di Induk PJR Jaya 4 Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Ipda OS kemudian mengarahkan O agar keluar tol menuju ke tempatnya berdinas agar dirinya bisa memberi perlindungan.

Setiba di lokasi, disebutkan terjadi keributan. Hingga kemudian Ipda OS melepaskan tembakan. Kombes Tubagus tidak menjelaskan berapa kali Ipda OS meletuskan tembakan saat kejadian.

"Dan setelah terjadi--berdasarkan keterangan saksi sementara--terjadi peristiwa ribut di situ dan dengar satu tembakan, mengaku polisi dan keterangan saksi mau ditabrak dan terkena tembakan dua kali yang mengenai korban," tuturnya.

Peristiwa tersebut mengakibatkan dua orang tertembak atas nama Poltak Pasaribu dan M Aruan. Pada saat kejadian, keduanya dibawa ke RS Pelni, namun kemudian dipindahkan polisi ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

"Kedua korban pada saat itu mengalami luka dan dibawa RS Pelni awalnya, kemudian dipindahkan ke RS Kramat Jati untuk penanganan lebih baik," katanya.


Pada Sabtu (27/11), salah satu korban Poltak Pasaribu meninggal dunia. Sementara korban M Aruan masih dirawat di RS Polri. Kedua korban mengaku sebagai wartawan.


Dalam perkara ini, Polda Metro Jaya telah mengamankan Ipda OS. Tim Propam ikut turun tangan untuk mendalami apakah penembakan yang dilakukan oleh Ipda OS ini sesuai prosedur.

Agen Idn Sports Tubagus mengatakan saat ini Ipda OS belum ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus penembakan di Exit Tol Bintaro itu. Tubagus mengatakan pihaknya masih perlu bukti untuk menetapkan Ipda OS sebagai tersangka.

"Saat ini yang bersangkutan belum ditetapkan tersangka, kenapa? Karena untuk tetapkan tersangka harus minimal dua alat bukti. Peristiwa penembakan benar terjadi, peristiwa sebabkan orang meninggal benar terjadi, tapi maksud tujuan pelaporan masih didalami maka akan didalami oleh Divisi Propam Polri dan Propam Polda Metro Jaya," jelasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jenderal Dudung Tak Bisa Perintahkan Pengejaran KKB, Ini Tugas KSAD

Jenderal Dudung Tak Bisa Perintahkan Pengejaran KKB, Ini Tugas KSAD Kepala Staf Angkatan Jenderal Dadang Abdurachman diarak-arak oleh Pasuka...